Membaca "Hector and the Search of Lost Time" membuatku menyadari satu hal, yaitu setiap orang punya cara sendiri untuk menjalani hidupnya sebaik mungkin; atau yang dalam istilah Inggris disebut "living your life to the fullest".
Hector menulis, "Time Exercise No. 22: In your opinion, what is a very full life?"
A must read! |
Tidak pernah ada definisi universal tentang "hidup yang penuh".
Hector menanyakan ini pada dua orang tua di sebuah pulau di Mediterania, dan ini jawaban mereka:
"This idea of a very full life is dangerous. Because you can't ever fill it is as much as you like to. And you also fill it with mistakes, inevitably. What counts is sometimes feeling your life is full. Or, rather, living some moments to the full, if you like."
Sekarang aku mengerti, kita sendiri yang menentukan apa yang membuat kita bahagia dalam hidup ini. Aku tadinya berpikir, satu-satunya cara agar aku bahagia adalah selalu berusaha menjadi yang terbaik. Karena kalau aku tidak jadi yang terbaik, orang lain akan mencurinya dariku. Membaca Hector membuatku sadar, cara terbaik menjalani hidup adalah mengukur keberhasilan dalam satuan pencapaian kecil yang tidak perlu dibandingkan dengan orang lain.
Seorang pekerja kantoran yang merasa sudah "living life to the fullest" dengan pergi ke luar negeri satu tahun sekali, tidak perlu dicela karena tidak pernah punya target jadi CEO. Seorang pengarang yang merasa sudah "living life to the fullest" dengan menulis cerita-cerita manis di buku tulis, tidak perlu dicemooh karena tidak pernah punya target menang Nobel Sastra atau dapat beasiswa lalu menulis buku best-sellers.
Mulai sekarang, aku akan selalu bersetia pada mimpi-mimpiku. Orang lain boleh jadi Presiden atau memenangkan penghargaan apapun yang mereka ingin, tapi aku akan menikmati kertas dan penaku sendiri. Kamu bagaimana?
nb: Terima kasih kepada Regina Kalosa, yang telah memperkenalkanku pada Hector dan kawan-kawannya :)
No comments